AIR DAN HIDUP
oleh : Sayed Chairul Umam
- · Pendahuluan
Air dan kehidupan merupakan anugerah dan nikmat dari
Tuhan yang sangat luar biasa bagi kita semua makhluk hidup yang mana tak dapat dibeli,
ditawar maupun diciptakan. Air hanya satu kata namun memiliki berjuta makna
yang sangat besar dan penting bagi sistem kehidupan di bumi ini. Bagaimana
tidak ? setiap makhluk hidup tidak akan
dapat hidup tanpa air dan lingkungan yang baik pun tidak akan terwujud dan
tentunya bumi pun tidak dapat tercipta sebagai wadah kehidupan. Air sendiri
menutupi hampir 71% atau sekitar 1,4 milyar kilometer kubik tersedia di bumi
(sumber:wikepedia). Jumlah yang sangat besar bukan ? Namun jumlah yang sangat
besar dan nikmat yang diberikan secara “hibah” oleh sang pencipta tidak
sepenuhnya digunakan dengan baik demi kebaikan alam, ketidakadilan, dan juga
sebuah penghianatan sebagai pemimpin yang telah terpilih di muka bumi yang
dapat merusak bumi dan air itu sendiri.
Pada tahun 2012 populasi manusia sendiri sudah
menembus angka sekitar 6.9 milyar orang di bumi dan sekitar 251 juta orang
berada di Indonesia. Populasi semakin lama semakin meningkat dan berbanding
lurus dengan meningkatnya kebutuhan pada sektor air bersih. Bukan hanya sebuah
tuntutan manusia terhadap “kebutuhan” tetapi sebuah “pelanggaran” terhadap
pemakaian dan penyalahgunaan terkait air untuk kehidupan. Pemakaian air akan
selalu meningkat dari masa ke masa coba kita bayangkan bagaimana jika setengah
bumi mengalami kekurangan air ? contoh yang lebih kecilnya saja Indonesia yang
telah didera kondisi kekuragan air bersih di daerah daerah sepert Nusa Tenggara
misalnya. Bayangkan jika tempat tinggal kita sekarang baik di pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan dll mengalami kekurangan air bersih secara massal ?.
dampak yang timbulkan oleh adanya kekurangan air sangat “mengerikan” terutama
dalam hal kesehatan. Menurut laporan World Water Assament Program (WWAP), bumi akan dilanda kekurangan air yang sangat
berbahaya dimana sekitar 40% populasi manusia akan menanggungnya dan
diperkirakan pada tahun 2025, 1.8 milyar orang akan berada di kawasan
kekurangan air nantinya. Bisakah kita bayangkan dikala air menjadi sebuah emas
yang sangat berharga yang nilainya tak terkira ? mungkin kita akan berperang dan
menumpahkan darah sesama manusia hanya untuk mendapatkan yang namanya AIR
dimasa depan yang mana sesuatu yang kita anggap hal tidak penting dan tida
perlu dijaga di masa lalu.
Lalu timbul pertanyaan,“apakah hanya faktor populasi
manusia yang menyebabkan kekurangan air ?” jelas tidak ! disamping permasalahan
populasi manusia, kerusakan alam sangat mempengaruhi kondisi air bersih di masa
selanjutnya. Hal hal yang selalu saja terulang dan susah untuk diperbaiki di
dalam sosial masyarakat yaitu membuang sampah dan limbah sembarangan. Hal yang
dianggap “sepele” namun berujung maut bagi bersama. Hal yang selalu di anggap
sebuah ‘kebiasaan” dan ‘kewajaran” yang akan memberikan hukuman kehancuran bagi
kehidupan bersama. Tahukah anda dampak dari pembuangan sampah sembarangan yang
sering terlihat di sungai sungai negara kita ?
jika anda suka membuang sampah saya asumsikan anda tidak tahu akan hal
ini. Di Indonesia, 60% sungai terutama di pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi
telah tercemar limbah dari bahan anorganik hingga bakteri bakteri yang dapat
menganggu kesehatan seperti bakteri fecal coli misalnya (penyebab diare) dan
dapat menjadi bencana “kematian” bagi mereka yang yang terjangkit penyakit akibat
pencemaran air tersebut.
Tidak hanya itu saja ‘keangkuhan” dan “ketamakan”
manusia pun menjadi bumerang besar bagi kehidupan yang mana membabat hutan
secara membabi buta yang dapat mengurangi daya resap tanah yang akan mengurangi
air bersih pula. Selanjutnya juga akibat abrasi pantai yang mana akan
mengontaminasi air air yang berada di bawah permukaan tanah. Bukan tidak
mungkin sebuah enpedemi penyakit dan bencana kelaparanlah yang akan menanti
kita di kehidupan berikutnya bila tidak ada pola perubahan di dalam menangani masalah air khususnya di
negara kita tercinta Indonesia.
- · Krisis permasalahan Air di Indonesia
Di
Indonesia, Kebutuhan terhadap air bersih diperkirakan naik hingga 15% – 35%
per kapita per tahunnya. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta lebih
dipastikan kebutuhan terhadap air akan semakin tinggi dari tahun ke tahun.
Namun berbanding terbalik dengan sumber air yang semakin berkurang dari tahun
ke tahun yang diakibatkan oleh faktor populasi, Bencana alam, penyalahgunaan,
kerusakan alam dan pencemaran yang merajalela. Tetapi sayangnya tidak seluruh
masyarakat Indonesia sadar akan hal ini mungkin disebabkan oleh realita yang
ada bahwa negara ini masuk dalam kawasan tropica basah yang mana memiliki debit
air yang cukup tinggi sekitar 15.500 meter kubik per kapita per tahun tetapi
perlu diingat tantangan tantangan yang telah disebutkan di atas sebelumnya
tidak akan menjamin air akan tetap terjaga di tanah air. Tanda tanda yang
muncul akibat krisis air sudah terlihat nyata di negara kita seperti daerah tutupan lahan di kawasan hulu yang
semakin berkurang, kualitas air semakin menurun, kurangnya daerah resapan air
di kota kota besar, instrusi air laut, pencemaran air sungai yang mana baru
baru ini banjir di “ibukota” yang mencoret citra bangsa.
Tahukah
anda jumlah rakyat yang tidak dapat mengakses air bersih di negara ini ?
sekitar 119 juta orang tidak dapat mengakses air bersih yang mana sangat
memprihatinkan mengingat negara kita termasuk 10 negara terkaya dengan jumlah
air tawar terbesar di dunia. Sebagian besar rakyat indonesia yang mendapatkan
akses air bersih melalui penyalur / penyuplai air, sumur air dalam, ataupun usaha
yang di materialisasikan secara komunitas. Jumlah air akan semakin menipis
tanpa kata “permisi”. Diperkirakan pada tahun 2020 misalnya Pulau Jawa hanya
akan memiliki ketersediaan air sekitar 1200 meter kubik per kapita per tahun yang mana jumalh air di pulau jawa
sekarang berkisar 1750 meter kubik per kapita per tahun pada tahun 2000. Angka yang
fantastik bukan ? angka yang benar benar sangat mengkhawatirkan dikarenakan
standar minimum yang harus dipenuhi berkisar 2000 meter kubik per kapita per
tahun.penyebaran air juga sangat memegang peranan penting dikarenakan penyebaran
air sangat tidak merata. Krisis air akan sangat erat berkaitan dengan masalah
kesehatan dan kualitas SDM bangsa dan juga secara tidak langsung akan berdampak
pada sektor ekonomi. Lalu siapa yang sangat dirugikan oleh adanya krisis air
saat ini ? jawabanya, “ semua elemen masyarakat khususnya Rakyat Miskin”. Tentu
saja mereka sebagai “rakyat yang tidak di anggap” akan menanngung sakit dan
penderitaan yang tidak akan difikirkan oleh manusia manusia “pragmatis” di
negara ini dengan membayar lebih mahal untuk mendapatkan akses air bersih dan
tak jarang mereka hidup dengan air yang telah tercemar dan tidak sehat.
Indonesia memiliki track record yang buruk mengenai pengelolaan sumber daya air bersih bagi rakyatnya yang mana menduduki
posisi golongan terbawah bersama beberapa negara asean seperti laos dan
myanmar di dalam laporan Millenium Development Goals (MDGs).
Bukan
hanya itu saja krisis "penyakit sosial” pun memperburuk keadaan mengenai air
bersih dan kehidupan. Pemborosan terhadap pemakaian air seperti membuka kran
air tanpa menutupnya setelah keperluan terpenuhi, menuangkan air banyak ke
dalam gelas namun meminumnya sedikit lalu membuangnya, mandi tanpa aturan
pemakaian air dan sebagainya. dan juga pencemaran massal membuang sampah
sembarang dan limba yang dilakukan baik perorangan maupun industri tanpa
memikirkan nasib bangsa dan anak cucu yang akan hidup sebagai tumbal kelakuan
ceroboh tersebut. Mengingat pentingnya masalah krisis air dan kehidupan pemacahan harus sangat cepat dilakukan. Ingat !
DIRI SENDIRI YANG HARUS MENGUBAHNYA.
- · Pemecahan permasalahan air dan kehidupan
Dari berbagai
permasalahan yang ada “mungkin” kita tidak ada kesempatan mengubah keadaan yang
ada atau takdir menurut persepsi manusia itu sendiri. Namun tidak ada kata “terlambat”
di dalam membuat sebuah kebaikan dan perubahan. Disini diperlukan semua elemen
masyarakat ikut andil di dalam gerakan pemeliharaan air dan kehidupan bagi umat
manusia. Selayaknya semua rakyat harus bersatu padu dan saling bekerja sama di
dalam menjaga air dan tidak hanya dibebankan kepada pemerintah saja namun
seluruhnya harus turut aktif seperti industri dan tentunya seluruh elemen
masyarakat sendiri. Lakukanlah sekarang atau tidak sama sekali dan penyesalan
yang akan menghampiri. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh elemen elemen
di masyarakat.
Ø Pemerintah
Pemerintah harus bersatu dan saling
berkoordinasi antara satu sama lainnya. Bukan melepaskan ‘tanggung jawab”
begitu saja antara satu dengan yang lainnya. Misalnya departemen PU yang
bertanggung jawab terhadap infrastruktur air, depatermen kehutanan yang bertanggung
jawab terhadap konversi sumber daya air, depatermen kesehatan yang bertanggung
jawab atas kualitas air lalu departemen dalam negeri yang berhubungan dengan
pentarifan air. Namun di lapangan departemen itu seakan kurangnya koordinais dan
tumpang tindih yang mengakibatkan terhambatnya pembangunan di sektor air. Oleh karena
itu, sudah saatya BERSATU di dalam
kemajuan BANGSA. Pemerintah pun tidak terlalu memberikan anggaran yang “layak”
terhadap pembangunan di sektor air dan prilaku “korupsi” yang telah ada sejak
terbentuknya negara pun memperparah keadaan.
Menurut Depkes, anggaran yang
dikeluarkan berkisar Rp.200 per orang per tahun namun kenyataan yang diperlukan
berkisar Rp.470 per orang per tahun. Di tahun 2008 sendiri anggaran yang
dikeluarkan berkisar 1/214 anggaran subsidi BBM. Angka yang saya rasa kurang
adil demi menjaga air yang sangat berperan penting dan kunci kehidupan. Jika pemerintah
ingin masyarakat terpenuhi air bersih sekitar 70% lebih maka anggaran yang harus dikeluarkan
sekitar 50 trilliun demi indonesia lebih baik pada tahun 2015. Lalu PDAM/PAM
yang menjadi layanan penyedia air minum paling baik tetapi blum secara maksimal
menjalankan perannya di dalam memberikan akses air berish kepada rakyat
indonesia hanya sebagian kecil yang baru dapat merasakan keberadaanya. Secara nasioanl
PDAM/PAM baru memenuhi penyediaan pipa air serkisar 17% saja. Walau kita tidak
dapat mengatakan seluruhnya kesalahan ada di PDAM/PAM sebaiknya pemerintah
daerah (Pemda) dapat keluar dari “peraturan’ di dalam mengolah manajemen dan
keuangan yang pasti akan membebani PDAM dan tidak bisa membuat mereka mandiri
di dalam bertindak. Fakta lapangan, PDAM mengalami defisit dikarenakan biaya
produksi lebih tinggi dari pada biaya tarif yang dikenakan. Jadi sudah saatnya
masyarakat harus saling mendukung pemerintah dalam hal ini namun dengan syarat “kepercayaan”
masyarakat pun harus tetap dijaga tanpa adanya kecurangan apalagi sebuah
korupsi dan peningkatan layanan pastinya. Tidak hanya itu saja pemerintah harus
membuat peraturan yang lebih ketat mengenai lingkungan demi terciptanya
hamonisasi air dan kehidupan seperti misalnya sanksi pembuangan sampah
sembarangan, CSR pada perusahaan swasta baik nasional maupun multinasional
mengenai limbah dan tanggung jawab di dalam menjaga kualitas air dan lingkungan
sekita dan terobosan baru seperti yang baru dilakukan oleh negara Singapura
dengan memberikan batasan mandi agar terhindar dari pemborosan pemakaian air. Dan
tidak kalah penting peraturan mengenai pembangunan gedung gedung yang dapat
mengurangi daerah resapan air sangat perlu di “kekang” dalam hal ini. Contoh yang
baik mengenai pembangunan gedung dapat dilihat dari daerah Yogyakarta yang mana
memiliki peraturan jelas dan proteksi yang tinggi terhadap daerah resapan air
dan sektor pembangunan. Peraturan peraturan tersebut sangat penting dan dapat
menjadi jalan bagi semua pihak agar tetap berkeja sama di dalam menjaga air
demi kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
Ø Masyakarakat
Menurut saya pribadi,
orang yang berguna bukan hanya suka “mengkritik dan mengeluh” namun menjadikan
suatu kritikan yang dilontarkan dipraktekkan di dalam kehidupan sehari hari. Bukan
seseorang yang hanya ingin praktis ‘pragmatis” dan mengacuhkan “idealis” di
dalam menjalani akitiftas. Permasalahan yang ada bukan hanya milik instansi
tertentu atau yang biasa kita kritik yaitu pemerintah. Masyarakat khususnya
kaum muda sebagai agen perubahan (agent of change) sangat berperan penting di
dalam menjaga air dan menata kehidupan lebih baik. Tanpa kita sadar prilaku
yang kita anggap “wajar’ seringkali menjadi suatu “kebiasaan” yang akan
merugikan sistem kehidupan kita sendiri. Oleh karena itu, tidak ada kata “malas’
atau “acuh’ lagi di dalam menjaga sektor air demi kepentingan bersama. Ada beberapa
langkah yang bisa dikatakan sederhana tetapi sayangnya masih banyak orang yang
tidak dapat melakukannya sebagai berikut :
1. Menghemat
pemakaian air pada saat dibutuhkan saja
2. Menjaga
agar air tidak terbuang sia sia seperti mematikan mesin atau sebagainya
3. Menggerakkan
diri untuk tidak membuang sampah sembarangan dan buang sesuai kategori sampah
agar dapat menjaga kelangsungan lingkungan
4. Jangan
terlalu lama mandi hanya untuk kesenangan dan membuang air saja
5. Minumlah
air secukupnya jangan membuang air yang tidak habis diminum. Ingat masih banyak
orang diluar sana kehausan dan sulit untuk minum air yang layak.
6. Air
keruh pun dapat disaring (filterisasi) secara indvidu dmi menjaga pasokan air
7. Berikan
aura positif terhadap lingkungan sekitar dengan mengajak untuk tetap menjaga
air dan lingkungan sekitar
8. Kita
juga dapat melakukan perubahan besar walaupun terlihat kecil seperti memberikan
penyuluhan yang dapat berkeja sama dengan instansi pemerintahan dan
membagi-bagikan poster atau menuangkan ke dalam tulisan untuk mengedukasi
masyakarat banyak.
9. Lakukan
apapun itu yang baik menurutmu demi kelangsungan kehidupan masa depan.
Kita
masih teringat akan bencana banjir ibukota yang sangat memalukan sekaligus
memprihatinkan. Itu adalah potret betapa kurangnya koordinasi baik pemerintah
maupun masyarakat , kesadaran, dan keangkuhan kita sebagai umat manusia yang
tidak menghargai lingkungan dan setelah bencana banjir pun dilanda sulitnya
mendapatkan air bersih. Paling tidak ketika banjir dapat dicegah krisis air
bersih pun dapat dihindari seminimal mungkin. Ingat alam akan menjawab seluruh usaha
yang akan kita lakukan. Jadi ‘menjaga
alam dan lingkungan adalah wajib sama
wajibnya seperti menjaga diri sendiri, keluarga, harta serta agama”.
- · Menjaga alam dalam perspektif agama
Indonesia negara bertuhan yang mana
masyarakatnya memiliki keanekaragaman agama. Tidak hanya itu saja indonesia pun
menerapkan “bhinneka tunggal ika” yang mana menggambarkan betapa manjemuknya
masyarakat di Indonesia. Kepercayaan menjadi parameter penting di dalam
menjalani hari hari bagi seluruh rakyat. Pedoman berupa agama tak dapat
dipisahkan dari kehidupan sosial bermasyakat di Indonesia. Lalu apa hubungannya antara agama dan air
maupun lingkungan dan alam semesta?
Hubungannya yaitu dikarenakan kepercayaan menjadi pondasi sudah
sewajarnya kita harus mengikuti “aturan” di dalam agama pula yang menyuruh kita
untuk dapat menjaga lingkungan dan bersyukur atas rahmat dan karunia oleh sang
pencipta. Mari simak sedikit penjelasan mengenai pentingnya alam untuk
kehidupan.
Ø Islam
Allah berfirman dalan surah Al a’raf
ayat 56 , ” Janganlah merusak di muka
bumi sesudah Allah memperbaikinya. Tapi serulah Ia dengan ketakutan dan
kerinduan. Sungguh rahmat Allah dekat kepada orang yang berbuat kebaikan (QS Al
A’raf, 56)”
Banyak ayat di dalam Al Qur’an menyeru
umat manusia untuk menjaga lingkungan seperti al an’am ayat 141 atau 142 dsb. Jelas
disini Allah SWT menyeru seluruh umat manusia agar tidak merusak apa yang telah
Allah SWT berikan dikarenakan manusia telah diangkat sebagai pemimpin/khalifah
yang harus menjaga alam dan senantiasa mensyukuri rahmat yang telah diberikan
dengan tidak merusaknya.
Ø Kristen
‘Tumbuhlah dan berkembang biaklah, dan
isilah serta taklukkanlah bumi ini, dan kuasaialah ikan di laut, dan arus
udara, dan segenap makhlup hidup yang bergerak di bumi’ (Genesis, Bab awal
Perjanjian Lama, ayat 28)
Dari bab awal
perjanjian lama telah disebutkan di atas
dengan jelas bahwa tuhan Yesus memperintahkan segenap manusia untuk dapat mengembangkan
diri menjadi baik dengan mengolah apa apa yang telah ada dengan bijaksana dan penuh
kasih sayang.
Ø
Hindu
Dalam Agama Hindu menerima konsep bahwa ’Ibu Pertiwi’, ibu dari semua ibu. Hindu
memandang alam sebagai guru, yang memperkaya manusia dengan kearifannya
Disini sangat jelas bahwa konsep yang yang ada di dalam agama
Hindu sangat menghargai alam yang mana seperti seorang murid meghormati seorang
guru di dalam menjalani kehidupan.
Ø Budha
Di dalam agama Budha Sang
Budha mengajarkan agar hidup di dalam
keselarasan dengan alam. Pelestarian dan penjagaan alam adalah tugas yang harus
dilaksanakan oleh semua orang. Apabila umat manusia bertindak tidak bermoral
termasuk merusak alam, pasti akan terjadi akibat yang menyebabkan alam menjawab
dengan memberikan bencana terhadap kehidupan manusia.
- · Penutup
Setelah paparan yang
saya berikan di atas dapat digambarkan bahwa bumi semakin tua dan renta yang
sama ketika manusia yang telah renta membutuhkan kasih sayang yang lebih besar
bagi kelangsungan hidupnya. Disini pemerintah, masyarakat dan industri industri
baik nasional maupun multinasional harus bersama sama menciptakan terobosan
yang dapat memberikan manfaat dan perbaikan bagi alam khusunya di sektor air
dan lingkungan sekitar. Pemerintah harus bersungguh sungguh di dalam
menjalankan tugas dan program program yang telah di susun dan sebaliknya
masyarakat khususnya kaum muda (agent of change) dapat mendukung program
program tersebut misalnya dengan slogan ‘hidup bersih, 100% cinta lingkungan”
bisa menjadi jalan keluar dari masalah yang tidak ada habisnya ini. Dan mari saling
membatu di dalam memberikan masukan dan mengingatkan bagi oknum oknum yang
belum bergerak hatinya dan sadar akan bahaya yang menanti di depan.