EKSISTENSI ANEUK NANGGROE MEMBANGUN ACEH

9/10/2014 12:38:00 AM

EKSISTENSI ANEUK NANGGROE MEMBANGUN ACEH
by chairul umam al jamalullail



Ketika jejak pemuda Aceh bagaikan lenyap ditelan Masa
Harapan dan cita cita pun sulit untuk diwujudkan
Pembangunan seperti berhenti perlahan di tengah jalan
Dan ketika itu pula eksistensi kita akan selalu dipertanyakan

            Bicara soal keberhasilan pembangunan sudah selayaknya menjadi tugas rumah bagi seluruh kalangan tak terkecuali pemuda. Pemuda adalah generasi yang akan menentukan masa depan sebuah bangsa di dalam menyambut masa depan. Peran serta eksistensi nya selalu di tunggu oleh seluruh pihak untuk dapat memajukan seluruh sektor pembangunan baik ekonomi, sosial dan politik. Namun tak dapat dipungkiri semangat pembangunan yang telah dirintis dan diraih oleh para pemuda terdahulu yang selalu berfikir kedepan dan rasional lambat laun pudar di mata para pemuda di zaman sekarang. Dapat dilihat dalam kehidupan sehari sehari dimana sebagian pemuda asik dengan tawuran, game online, Pergaulan bebas, narkotika, kriminalitas dan sebagainya. Fenomena seperti ini pun dapat kita jumpai hampir seluruh wilayah nusantara tak terkecuali di Nanggroe Aceh Darussalam.
Apa  sebenarnya tujuan pembangunan di Aceh ?
            “Pembangunan dimana suatu proses untuk dapat menata dan mengelola Aceh ke arah perubahan baik secara fisik maupun non fisik agar Aceh dapat lebih berkembang menuju sebuah kemajuan di masa depan”.
Krisis pembangunan di Aceh
            Pembangunan di provinsi Aceh masih sangat sarat politis, tidak adanya transparansi, menguntukan elit elit tertentu dan seringkali tidak rasional.. kita dapat melihat Permasalahan pembangunan seperti misalnya masih adanya rakyat di dalam garis kemiskinan, infrastruktur yang tidak memadai, sumber daya alam yang masih banyak dimiliki oleh asing dan pembuat kebijakan, sumber daya manusia yang masih rendah menyebabkan banyaknya pengangguran, Perencanaan berkaitan dengan Anggaran yang tidak jelas oleh instansi pemerintahan, dan diperparah dengan krisis sosial yang menurunkan nilai kohefisitas antar masyarakatnya dan terhambatnya proses pembangunan. Dilapangan dapat dilihat di wilayah masing masing seperti di kota penulis Lhokseumawe masih ada Bangunan yang tidak difungsikan dengan baik, pembangunan drainase yang tidak berjalan baik seperti banjir besar setiap kali hujan turun di kota lhokseumawe, banyak  proyek “main main” oleh kalangan yang tidak professional, dan lain-lain. Rencana , Rancangan serta pembangunan yang tidak berpihak terhadap rakyat hanya akan merusak dan membuat Aceh semakin terpuruk tanpa jalan keluar.  Disini Peran pemuda dapat menjadi “obat” dalam memperbaiki “kerapuhan tulang” agar  keberhasilan pembangunan tetap berdiri kokoh. dalam Al Qur’an sendiri Allah SWT berfirman dalam Q. S At Thur ayat 24 yang artinya : “   disekitar mereka ada anak – anak muda  yang  berkeliling untuk ( melayani ) mereka, seakan – akan mereka itu mutiara yang tersimpan”.
Peran Pemuda dan Pemudi Membangun Aceh
            Krisis Mental telah menjangkiti banyak kaum muda di Aceh yang acuh dan tidak peduli atas nasib tanah kelahirannya. Kenyataannya masih banyak kaum muda yang lebih memilih ke warung kopi untuk menghabiskan waktu tanpa melahirkan ide ide kreatif serta aktivitas yang dapat bermanfaat bagi Aceh seperti misalnya bermain game online tanpa mengenal waktu dan lain lain. ini adalah contoh sebuah kebiasaan yang menyebabkan krisis mental para pemuda sulit untuk dibenahi Pemuda Aceh sudah seharusnya mempersiapkan dan mengimplementasikan hal hal positif demi keberlangsungan pembangunan di Aceh. Tidak ada lagi kata kata “nanti”, “itu bukan masalah kita”, “biar mereka saja (pemerintah) yang urus” dan sebagainya. Pemuda dan Pemudi Aceh harus Bangkit dan menjadi AGENT OF CHANGE untuk keberhasilan pembangunan Aceh di era globalisasi dan juga detik detik AEC (Asean Economic Community) 2015 yang mempersulit persaingan pasar global.  Banyak peran yang dapat dilakukan oleh pemuda dan pemudi Aceh agar dapat membangun serta menjadi tonggak keberhasilan bagi pembangunan.
1.    Pemuda dan Pemudi sebagai MediaMaker
            Kita sebagai penerus bangsa dituntut agar dapat menyampaikan aspirasi rakyat, keluhan serta keinginan keinginan yang dapat disinerjikan dengan proses keberhasilan pembangunan di daerah  masing masing. Kemudian menyatukan aspirasi tersebut untuk dievaluasi dan diperjuangkan agar memperoleh kebijakan yang pro rakyat.
2.    Pemuda dan pemudi sebagai DreamMaker
            Disini pemuda dituntut agar memiliki karya dan cipta  yang bermanfaat bagi rakyat untuk proses pembelajaran di dalam melihat kekurangan dan kelebihan sebuah proses pembangunan agar dapat memotivasi serta mewujudkan keberhasilan demi kepentingan seluruh kalangan di Aceh.


3.    Pemuda dan Pemudi sebagai Social Control
            Rakyat Aceh sendiri tidak terlepas dari permasalahan krisis sosial yang sering terjadi. Disini peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menjadi filter konflik konflik yang dapat muncul akibat gesekan dan provokatif pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Seperti membentuk aliansi serta sosialisasi untuk menjaga kestabilan pembangunan.
4.    Pemuda dan Pemudi sebagai Entrepneurship
            Seperti yang kita ketahui bangsa kita memiliki wirausaha yang berkisar dibawah 1% dari total seluruh penduduk Indonesia dimana sangat sulit untuk mewujudkan kemajuan di bidang pembangunan perekonomian. Pemuda Aceh harus melihat peluang wirausaha sebagai langkah yang sangat strategis di dalam modal pekerjaan. Para kaum “intelektual” sudah saatnya beralih dari merebut kursi pegawai yang semakin sulit dengan menjadi “katalisator pembangunan”  menjadi wirausaha muda dan memajukan perekonomian rakyat Aceh secara mandiri.
5.    Pemuda dan Pemudi sebagai Leader
                        Pemimpin berarti berani, jujur, kerja keras, kerja sama, berjiwa besar dan amanah. Modal modal ini harus dimiliki oleh seluruh kaum muda Aceh di dalam menjalankan perannya sebagai katalisator perubahan. Memimpin bukan berarti anda harus sudah menjadi seorang pimpinan sebuah institusi pemerintah atau swasta terlebih dahulu namun anda harus berani melangkah mencoba dan menjadi pemimpin di masa muda anda. Umur tidak dapat mengukur sebuah kedewasaan bersikap dan berfikir. Partisipasi pemuda dan pemudi terjun langsung di sektor perekonomian, perpolitikan serta sosial budaya harus diberi apresiasi dan peluang seperti misalnya mencalonkan atau menjadi pengurus warga, mewadahi sebuah organisasi, berani berpolitik di kancah persaingan partai politik eksekutif, legislatif dan lain sebagainya.
6.    Pemuda dan Pemudi sebagai Generation Protected
            Peran seluruh elemen baik pemerintah, aparat keamanan, institusi terkait agar partisipasi pemuda dan pemudia Aceh adalah aset yang harus dilindungi dan diberikan kebebasan dalam menuangkan ide ide kreatif selama bersifat membangun dan memajukan keberhasilan pembangunan yang ada
            Sudah saatnya kita memperhatikan proses kompetisi globalisasi sebagai momentum untuk memajukan pembangunan Aceh di masa depan. Dengan kerja sama dari semua pihak yang saling bersinerji maka Aceh yang Maju, Makmur dan Berdikari akan dapat kita wujudkan di masa yang akan datang. Ini adalah tugas kita semua sebagai penerus Harapan Aceh masa kini, sekarang dan masa yang akan datang.
MELAWAN LUPA !


You Might Also Like

0 comments

jangan lupa komentarnya guys

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe