MENJAGA ALAM MELALUI KHAZANAH ADAT ISTIADAT MASYARAKAT
4/15/2013 09:33:00 AM
MENJAGA
ALAM MELALUI KHAZANAH ADAT ISTIADAT MASYARAKAT
Alam
merupakan anugerah terindah tanpa harus dibeli dan secara “hibah” yang telah
diciptakan oleh Tuhan. Lantas buat apa alam diciptakan ? jawabannya adalah
untuk sebuah “kehidupan” yang saling memenuhi dan menyeimbangi.Oleh karena itu,
Tuhan pun menciptakan pemimpin pemimpin dimana ditugaskan untuk menjaga alam
agar tetap saling seimbang. Pemimpin yang dimaksud tidak lain adalah “manusia”.
Manusia adalah makhluk hidup yang sangat spesial dan memang diciptakan sebagai
penjaga dan pemilihara bumi. Manusia sendiri memiliki 3 dimensi yaitu badan,
akal dan ruh yang mana paling sempurna daripada makhluk lainnya. Jadi tak dapat
diragukan lagi bahwa manusia adalah sebagai katalisator peradaban di bumi ini. seluruh
makhluk hidup akan selalu bergantung pada alam yang mana jika alam mengalami
kerusakan maka lingkungan baik pun tidak akan terwujud dan akhirnya bumi bukan
lagi sebagai “wadah” kehidupan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya manusia
bersahabat dan selalu hidup mengacu pada sebuah prinsip “keseimbangan”.
Sebenarnya
banyak dari masyarakat sadar akan fenomena perubahan iklim ini namun sangat
disayangkan sebagian besar dari kita “acuh” terhadap kondisi alam seperti
banjir, kebakaran, hujan, kekeringan bahkan kekuranan air bersih yang sering
kita alami. Pernah kah terlintas dipikiran kita apa yang akan terjadi di masa depan ? Sadarkah kita siapa yang akan
dirugikan atas fenomena ini ? pedulikah kita terhadap anak cucu selanjutnya ?.
Perlu diingat, kita semuanya berada di posisi “generasi ujung tanduk” yang mana jika bukan generasi sekarang yang bergerak serta
memperbaiki dan menjaga bumi lalu siapa yang lagi yang melakukannya atau mereka
akan menunggu kehancuran yang lebih parah di masa depan. Oleh karena itu, setiap
insan manusia siapapun anda, apapun latar belakang
anda, darimanapun anda sudah selayaknya membalas jasa serta
bekerja demi bumi yang telah memberikan berjuta kasih sayang yang tak akan
pernah dapat kita balas dari sang pencipta.
Di zaman sekarang terlalu banyak cara cara maupun pencegahan yang
dapat diterapkan dan sering pula dilakukan sosialisasi di berbagai tempat namun
hampir semua solusi yang diberikan bersifat “asing” dan jarang yang berpihak
kepada keadilan serta memenuhi hak hak seluruh masyarakat. Sudah seharusnya
pencegahan serta solusi perubahan iklim dapat melibatkan seluruh elemen bangsa
terlebih masyarakat adat. Pemerintah harus cepat bergerak mengambil tindakan
atas semakin maraknya perubahan iklim akhir akhir ini. salah satu kunci dari
keberhasilan ini tak lain adalah benar benar melibatkan masyarakat adat di dalam
segala aspek mengolah dan menjaga alam.
Hampir seluruh kalangan baik ilmuwan maupun pengamat lingkungan
sepakat bahwa perubahan iklim atau yang sering kita kaitkkan dengan “pemanasan global” disebabkan oleh berbagai hal dan
beragam terkait fluktuasi yang bersifat alamiah namun penyebab utamanya yaitu
aktivitas manusia yang mempercepat “kematian” bagi bumi yang telah tua ini. Ingatkah
anda dengan revolusi industri pada abad 19 ? revolusi yang memulai menggunakan
bahan bakar secara besar besaran dan menjadi sebuah tren “urbanisasi” pada zaman tersebut. sejak saat itu
lah banyak lahan hijau yang dibakar lalu dijadikan pusat industri ,
perumahan, perkantoran dll tidak hanya itu saja pertambahan transportasi serta
pembakaran bahan bakar fosil diiringi oleh sampah dan limbah yang merajalela
hingga saat ini. Maka seluruh hal tersebut lah yang memberikan peningkatan
secara signifikan terhadap emisi gas rumah kaca pada atmosfer bumi.
Gas rumah kaca sendiri yaitu gas gas yang berada di atmosfer yang
menyebabkan efek rumah kaca. Kenapa disebut rumah kaca? Dikarenakan cara kerja
nya mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi untuk menahan panas
matahari di dalamnya agar suhu dalam rumah kaca tetap hangat. Jadi semakin
tebal kosentrasi gasnya semakin banyak panas bumi yang tertahan sehingga suhu udara
pun meningkat dengan permukaan bumi. hakikatnya
peradaban manusia tidak lepas dari sebuah “pengembangan, pembangunan, kemajuan”
jika tidak hal tersebut maka peradaban manusia susah terwujud dan “perubahan
iklim”itu sendiri mau tidak mau akan terjadi tetapi yang menjadi masalah yaitu
aktivitas manusia sudah “diluar kontrol” dan “serakah” di dalam mengolah lahan lahan hijau
dan penggunaan teknologi di bumi. Oleh karena itu, masyarakat adat lah yang
menjadi kunci di dalam mengatasi perubahan iklim sata ini dikarenakan “masa
masa hitam” sudah ada di depan mata kita semua.
Masyarakat adat atau juga dapat
dikatakan penduduk asli biasanya menetap di pedalam terdapat di berbagai tempat
dan hampir seluruh belahan dunia manapun termasuk indonesia dari sabang sampai dengan
merauke memiliki masyarakat adat yang harus diperhatikan dan diberikan wewenang
lebih besar di dalam menjaga stabilitas alam sebagai roda kehidupan mereka. Namun
sayangnya, pemerintah kurang peduli akan permasalahan ini dikarenakan ada
beberapa masyarakat adat yang telah mengalami sejarah marginalisai yang sangat
serius baik di dalam sisi kultural, sosial dan terlebih terhadap penguasaan
sumber daya alam. Saya sebagai generasi muda
memiliki pandangan yang “simple” tentang mengapa harus masyarakat adat.
1. Pemanasan
global yang semakin memprihatinkan saat ini diperkirakan muncul dari gerakan
revolusi industri pada abad 19 yang notabene bukan masyarakat adat sebagai
penggeraknya
2. Perubahan
iklim di indonesia lebih disebabkan oleh berbagai industri dan kehidupan
perkotaan yang jelas bukan dilakukan oleh masyarakat adat.
3. Masyarakat
adat lebih memilih hidup berbaur dengan alam dan memanfaatkan hasil
semaksimal mungkin dari alam yang mana sumber
hidup mereka adalah alam. Dan jelas merusak alam sama halnya mematikan
kehidupan mereka.
4. Masyarakat
adat lebih memiliki solusi solusi bagaimana menjaga alam yang benar dan tetap
memegang landasan leluhur yang terbukti bahwa kondisi alam dahulu lebih baik
daripada sekarang.
5. Masyarakat
adat lebih mengutamakan sisi keseimbangan daripada sisi keuntungan semata dan keserakahan
seperti pengolahan tanah, wilayah dan sumber daya alam sesuai kearifan adat
istiadat.
Saya ingin mengambil contoh sedikit
tentang tata cara masyarakat adat menjaga alam. Di daerah saya Aceh tepatnya
Lhokseumawe dari dahulu kala masyarakat di pesisir telah menanam berbagai
tumbuhan bakau dan perlahan tapi pasti tumbuhan yang dahulunya banyak sewaktu
saya masih kecil saja sudah hampir hilang satu per satu sesuai tuntutan zaman. Dan
ketika tsunami 2004 datang walaupun tidak terlalu tinggi langsung melahap dan
menerobos pemukiman hingga ke rumah saya yang letaknya dipertengahan kota dan
salah satu penyebabnya akibat bakau yang telah punah. Ini menunjukkan bahwa
masyarakat adat lebih memiliki cara cara yang lebih sempurna dari leluhur tanpa
harus mempelajari metode metode bgaimana cara menjaga alam versi ilmu
pengetahuan alam.
Sama halnya dengan masyarakat di
berbagai daerah seperti di sulawesi misalnya yang mana jelas keberadaan hutan
yang semakin menipis di provinsi tersebut tidak disebabkan oleh aktivitas
masyarakat adat namun aktivitas “pendatang” dengan menabur benih benih
kehancuran dengan dibukanya berbagai industri tanpa berkompromi dengan berbagai
masyarakat adat terlebih dahulu. Ini dapat dilihat dengan tingkat kehancuran
hutan yang semakin menjadi jadi di provinsi tersebut. Adanya reducing emission
from deforestation and degredation (REDD) yang sedang di aungkan oleh
pemerintah baik pusat maupun daerah jelas bukan sebuah solusi dikaranekan
seperti yang harus kita akui “sistem tidak taat hukum” itulah gambaran negara
kita yanag membatasai penguasaan sumber daya alam kepada masyarakat adat namun
tetap memberikan izin konsesi hutan terhadap swasta. Miris bukan ? ya itu lah
pemerintah Indonesia. Disini jelas proyek penanggulangan REDD harus benar benar
menghormati serta memenuhi hak hak dasar masyarakat adat. Perubahan iklim menganggu
seluruh aspek kehidupan baik perkotaan dan terlebih bagi masyarakat adat yang
menghandalkan alam sebagai jalan hidup adanya kemarau maupun hujan yang tidak
beraturan akan memberikan efek gagal panen, banyaknya izin konsesi terhadap
kebutuhan hutan membuat posisi mereka semakin lemah.
Mau tidak mau saat ini harus diputar
kembali ke zaman dimana harmonisasi alam dan kehidupan berimbang dan berpegang
teguh pada prinsip “keadilan” yang sudah pasti penggeraknya yaitu masyarakat
adat dikarenakan mereka lebih mengerti apa yang dibutuhkan serta batasan yang
harus diterapkan. Indonesia memiliki banyak khazanah adat istiadat masyarakat
yang sangat kaya dan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Bayangkan saja “jika
ada tamu datang ke rumah anda dan dia lebih tahu daripada anda kondisi rumah
tersebut” itu hal yang tidak mungkin dan sekali lagi masyarakat adat sama
dengan alam dan begitu sebaliknya. Oleh karena itu, pemerintah sudah harus
membuka mata dan begerak lebih cepat dan mendukung sepenuhnya kekayaan khazanah
adat istiadat masyarakat di berbagai bidang seperti Penguatan lembaga adat
dan penegakan kembali aturan-aturan adat, pembentukan dan penguatan partnership
dan networking berbagai stake holders dan juga memobilisasi sumber-sumber sosio kultural
baik, hukum adat, sumber daya ekonomi, dan lain-lain melalui pendekatan bina
manusia, bina usaha, bina lingkungan dalam kerangka pengembangan kewilayahan
secara terpadu. Kita sebagai masyarakat khususnya generasi muda
pun dapat mempelajari berbagai hal dari masyarakat adat dan saling mendukung di
dalam menjaga alam di bumi pertiwi ini.
referensi gambar : http://blogs.dickinson.edu/cop17durban/2011/11/who-knew-a-win-win-situation-could-have-losers/
referensi : http://www.jkma-aceh.org/
3 comments
bagus mas artikelnya semoga kita dapat memetik pelajaran dari kekayaan masyarakat adat di negara ini
ReplyDeletebagus mas artikelnya semoga kita dapat memetik pelajaran dari kekayaan masyarakat adat di negara ini
ReplyDeletemakasi gak udah di share ya :)
ReplyDeleteartikel sangat baru ini gan baru tahu mengenasi masyarakat adat ada hubungannya juga terhadap perubahan iklim ya. semoga pemerintah lebih peduli atas permasalahan ini
jangan lupa komentarnya guys