EKSISTENSI
ANEUK NANGGROE MEMBANGUN ACEH
by chairul umam al jamalullail
by chairul umam al jamalullail
Ketika
jejak pemuda Aceh bagaikan lenyap ditelan Masa
Harapan
dan cita cita pun sulit untuk diwujudkan
Pembangunan
seperti berhenti perlahan di tengah jalan
Dan
ketika itu pula eksistensi kita akan selalu dipertanyakan
Bicara soal keberhasilan
pembangunan sudah selayaknya menjadi tugas rumah bagi seluruh kalangan tak
terkecuali pemuda. Pemuda adalah generasi yang akan menentukan masa depan
sebuah bangsa di dalam menyambut masa depan. Peran serta eksistensi nya selalu
di tunggu oleh seluruh pihak untuk dapat memajukan seluruh sektor pembangunan baik
ekonomi, sosial dan politik. Namun tak dapat dipungkiri semangat pembangunan
yang telah dirintis dan diraih oleh para pemuda terdahulu yang selalu berfikir kedepan
dan rasional lambat laun pudar di mata para pemuda di zaman sekarang. Dapat
dilihat dalam kehidupan sehari sehari dimana sebagian pemuda asik dengan
tawuran, game online, Pergaulan bebas, narkotika, kriminalitas dan sebagainya. Fenomena
seperti ini pun dapat kita jumpai hampir seluruh wilayah nusantara tak
terkecuali di Nanggroe Aceh Darussalam.
Apa sebenarnya tujuan pembangunan di Aceh ?
“Pembangunan dimana
suatu proses untuk dapat menata dan mengelola Aceh ke arah perubahan baik
secara fisik maupun non fisik agar Aceh dapat lebih berkembang menuju sebuah
kemajuan di masa depan”.
Krisis
pembangunan di Aceh
Pembangunan di provinsi Aceh masih sangat sarat politis,
tidak adanya transparansi, menguntukan elit elit tertentu dan seringkali tidak
rasional.. kita dapat melihat Permasalahan pembangunan seperti misalnya masih
adanya rakyat di dalam garis kemiskinan, infrastruktur yang tidak memadai,
sumber daya alam yang masih banyak dimiliki oleh asing dan pembuat
kebijakan, sumber daya manusia yang masih rendah menyebabkan banyaknya
pengangguran, Perencanaan berkaitan dengan Anggaran yang tidak jelas oleh instansi
pemerintahan, dan diperparah dengan krisis sosial yang menurunkan nilai
kohefisitas antar masyarakatnya dan terhambatnya proses pembangunan. Dilapangan
dapat dilihat di wilayah masing masing seperti di kota penulis Lhokseumawe
masih ada Bangunan yang tidak difungsikan dengan baik, pembangunan drainase
yang tidak berjalan baik seperti banjir besar setiap kali hujan turun di kota
lhokseumawe, banyak proyek “main main”
oleh kalangan yang tidak professional, dan lain-lain. Rencana , Rancangan serta
pembangunan yang tidak berpihak terhadap rakyat hanya akan merusak dan membuat
Aceh semakin terpuruk tanpa jalan keluar. Disini Peran pemuda dapat menjadi
“obat” dalam memperbaiki “kerapuhan tulang” agar keberhasilan pembangunan tetap berdiri kokoh.
dalam Al Qur’an sendiri Allah SWT berfirman dalam Q. S At Thur ayat 24 yang artinya : “ disekitar mereka ada anak – anak muda
yang berkeliling untuk ( melayani ) mereka, seakan – akan mereka itu
mutiara yang tersimpan”.
Peran Pemuda dan Pemudi Membangun Aceh
Krisis Mental telah
menjangkiti banyak kaum muda di Aceh yang acuh dan tidak peduli atas nasib
tanah kelahirannya. Kenyataannya masih banyak kaum muda yang lebih memilih ke
warung kopi untuk menghabiskan waktu tanpa melahirkan ide ide kreatif serta
aktivitas yang dapat bermanfaat bagi Aceh seperti misalnya bermain game online
tanpa mengenal waktu dan lain lain. ini adalah contoh sebuah kebiasaan yang
menyebabkan krisis mental para pemuda sulit untuk dibenahi Pemuda Aceh sudah
seharusnya mempersiapkan dan mengimplementasikan hal hal positif demi
keberlangsungan pembangunan di Aceh. Tidak ada lagi kata kata “nanti”, “itu
bukan masalah kita”, “biar mereka saja (pemerintah) yang urus” dan sebagainya.
Pemuda dan Pemudi Aceh harus Bangkit dan menjadi AGENT OF CHANGE untuk keberhasilan pembangunan Aceh di era
globalisasi dan juga detik detik AEC (Asean Economic Community) 2015 yang
mempersulit persaingan pasar global. Banyak
peran yang dapat dilakukan oleh pemuda dan pemudi Aceh agar dapat membangun
serta menjadi tonggak keberhasilan bagi pembangunan.
1. Pemuda
dan Pemudi sebagai MediaMaker
Kita sebagai penerus bangsa dituntut
agar dapat menyampaikan aspirasi rakyat, keluhan serta keinginan keinginan yang
dapat disinerjikan dengan proses keberhasilan pembangunan di daerah masing masing. Kemudian menyatukan aspirasi
tersebut untuk dievaluasi dan diperjuangkan agar memperoleh kebijakan yang pro
rakyat.
2.
Pemuda dan pemudi sebagai DreamMaker
Disini pemuda dituntut agar memiliki
karya dan cipta yang bermanfaat bagi rakyat untuk proses
pembelajaran di dalam melihat kekurangan dan kelebihan sebuah proses
pembangunan agar dapat memotivasi serta mewujudkan keberhasilan demi
kepentingan seluruh kalangan di Aceh.
3. Pemuda
dan Pemudi sebagai Social Control
Rakyat
Aceh sendiri tidak terlepas dari permasalahan krisis sosial yang sering
terjadi. Disini peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menjadi filter konflik konflik
yang dapat muncul akibat gesekan dan provokatif pihak pihak yang tidak
bertanggung jawab. Seperti membentuk aliansi serta sosialisasi untuk menjaga
kestabilan pembangunan.
4. Pemuda
dan Pemudi sebagai Entrepneurship
Seperti yang kita ketahui bangsa
kita memiliki wirausaha yang berkisar dibawah 1% dari total seluruh penduduk
Indonesia dimana sangat sulit untuk mewujudkan kemajuan di bidang pembangunan
perekonomian. Pemuda Aceh harus melihat peluang wirausaha sebagai langkah yang
sangat strategis di dalam modal pekerjaan. Para kaum “intelektual” sudah
saatnya beralih dari merebut kursi pegawai yang semakin sulit dengan menjadi
“katalisator pembangunan” menjadi
wirausaha muda dan memajukan perekonomian rakyat Aceh secara mandiri.
5. Pemuda
dan Pemudi sebagai Leader
Pemimpin berarti berani, jujur,
kerja keras, kerja sama, berjiwa besar dan amanah. Modal modal ini harus
dimiliki oleh seluruh kaum muda Aceh di dalam menjalankan perannya sebagai
katalisator perubahan. Memimpin bukan
berarti anda harus sudah menjadi seorang pimpinan sebuah institusi
pemerintah atau swasta terlebih dahulu namun anda harus berani melangkah
mencoba dan menjadi pemimpin di masa muda anda. Umur tidak dapat mengukur
sebuah kedewasaan bersikap dan berfikir. Partisipasi pemuda dan pemudi terjun
langsung di sektor perekonomian, perpolitikan serta sosial budaya harus diberi
apresiasi dan peluang seperti misalnya mencalonkan atau menjadi pengurus warga,
mewadahi sebuah organisasi, berani berpolitik di kancah persaingan partai
politik eksekutif, legislatif dan lain sebagainya.
6.
Pemuda dan Pemudi sebagai Generation Protected
Peran
seluruh elemen baik pemerintah, aparat keamanan, institusi terkait agar
partisipasi pemuda dan pemudia Aceh adalah aset yang harus dilindungi dan
diberikan kebebasan dalam menuangkan ide ide kreatif selama bersifat membangun
dan memajukan keberhasilan pembangunan yang ada
Sudah
saatnya kita memperhatikan proses kompetisi globalisasi sebagai momentum untuk
memajukan pembangunan Aceh di masa depan. Dengan kerja sama dari semua pihak
yang saling bersinerji maka Aceh yang Maju, Makmur dan Berdikari akan dapat
kita wujudkan di masa yang akan datang. Ini adalah tugas kita semua sebagai
penerus Harapan Aceh masa kini, sekarang dan masa yang akan datang.
MELAWAN LUPA !